السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Selasa, 11 Maret 2014

Ingatlah, Kita Hanyalah MUSAFIR

"Rasulullah Saw memegang pundak Ibnu Umar, lalu bersabda, "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara." lalu Ibnu Umar berkata, "Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore. Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum engkau mati." (HR. Bukhari).

Sesungguhnya kita ini "musafir". Kita ini "pengembara". Seorang musafir tentu sedang dalam perjalanan menuju tujuan akhir yang masih jauh. Jika saat ini kita berada di suatu tempat, maka kita hanyalah mampir di tempat itu untuk sementara, dan setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang sebenarnya.

Demikianlah kehidupan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Tujuan akhir kita adalah "AKHIRAT". Disanalah kehidupan yang sebenarnya. Disanalah kebahagiaan yang sebenarnya, sebagaimana juga penderitaan yang sebenarnya. Disanalah kehidupan yang kekal.

"Tetapi kamu orang-orang kafir memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'la :16-17).

Sebelumnya juga kita tidak ada di dunia ini. Allah SWT menciptakan kita, lalu menempatkan kita di dunia ini. Karena perjalanan kita masih panjang, maka pasti kita pasti meninggalkan dunia ini, melanjutkan perjalanan ke tempat (alam) berikutnya, yaitu alam kubur atau alam barzah, lalu terus lagi ke tempat (alam) berikutnya yaitu akhirat. Inilah kebenaran dan kepastian dari Allah tentang perjalanan hidup kita. Kita telah melewati alam yang lalu (alam Ruh dalam 'alam rahim'), kita sedang di sini, di alam dunia, akan menuju ke alam yang akan datang, Akhirat.

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu kembali." (QS. Albaqarah : 28).

Sayangnya, banyak orang bersikap seolah-olah dunia ini tujuan akhir. Seolah-olah mereka akan abadi di dunia. Atau, kalaupun mati nanti, maka semuanya akan berakhir begitu saja, tidak ada pertanggungjawaban atas perbuatan, tidak ada balasan atas kebaikan dan keburukan. Bahagia dan menderita hanyalah di dunia. Sungguh keliru anggapan itu. Kita dan juga mereka, hanyalah musafir. Hanyalah pengembara......

Kalau demikian kenyataannya, lalu mengapa kita harus menghalalkan segala cara untuk mencari dunia, mengumpul harta dan kekuasaan, yang pada akhirnya hanya kita nikmati dalam waktu singkat, tetapi membawa akibat dosa untuk kehidupan yang kekal. Kita boleh kaya dan berkuasa, tapi dengan cara yang halal, bukannya dengan menghalakan segala cara meskipun haram. Lalu bersiaplah untuk menghadapi pemeriksaan Allah atas harta dan kekuasaan itu.

Kalau demikian kenyataannya, lalu mengapa kita harus bersedih karena hidup sederhana, hanya menjadi rakyat biasa, hanya menjadi orang kecil, padahal itu akan membuat kita ringan dalam pemeriksaan Allah atas kepemilikan kita di dunia. Dan bukankah dengan hidup sederhana, berarti banyak kesempatan bisa digunakan untuk beribadah kepada Allah ?.

Ingatlah kita hanya musafir. Jangan lupa bahwa seorang musafir harus mempersiapkan bekal yang cukup, agar tidak menyulitkan dirinya di dalam perjalanan selanjutnya. Ketahuilah bahwa sebaik-baik bekal adalah TAKWA.-

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr : 18).

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ

"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Ber-bekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah: 197) 


Referensi : 
Mereguk Air Kebahagiaan dari Telaga Rasulullah
by. M. Rusli Amin

2 komentar: