السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Kamis, 04 Februari 2016

BAHAYANYA Kebiasaan "BERHUTANG"

Akhir-akhir  ini kita dapat melihat betapa masyarakat kita sangat bersemangat dalam berhutang untuk  mendapatkan barang keperluan dan perkara yang mereka hajatkan. 

Berhutang pada sebagian orang telah menjadi  budaya untuk  menunjukkan kemewahan dan bermegah-megah dengan harta dan barang yang mereka miliki.
Musim perayaan, liburan  dan akhir tahun , makin  menjadikan dorongan untuk  berhutang  karena mau menampakkan kemewahan untuk mendapatkan semua yang baru, meskipun yang lama masih bagus atau  barangkali hanya baru dipakai sekali atau dua kali saja. Istilahnya  biar miskin  asal bergaya nampaknya makin menular dalam masyarakat dewasa ini.
Perasan atau tidak, hakikatnya masyarakat kita kini telah terperangkap dalam fenomena suka berhutang walau membahayakan dirinya , tetapi anehnya kebiasaan berhutang ini mereka anggap menunjukkkan dirinya sebagai suatu level kelas tertentu, karena mereka dipercaya oleh perbankan. Amat pilu dan menyedihkan lagi, yang terlibat dalam fenomena ini juga adalah orang  Islam yang memiliki akidah dan pegangan mereka.
Hari demi hari keadaan ini makin memilukan apabila aktivitas berhutang telah menjadi asas kehidupan masyarakat dewasa ini.
Tidak dinafikan berhutang adalah sesuatu yang dibolehkan dalam Islam bagi mereka yang memerlukan dan berhajat kepadanya, namun dalam masa yang sama perlu juga kita tahu bahwa Islam sesekali tidak menggencarkan umatnya untuk  berhutang dan  dijadikan sebagai cara untuk bermewah-mewah, bermegah-megah tanpa alasan asas dan keperluan yang mendesak. Lebih memilukan lagi terdapat sebagian orang yang beranggapan hutang adalah merupakan mekanisme, kaedah dan teknik terbaik untuk mencapai keuntungan serta mengekalkan kekayaan sebuah perusahaan  atau individu.

Kesannya makin ramai individu bahkan yang memiliki kemampuan keuangan pun melakukan  transaksi apapun telah memilih berhutang untuk  mendapatkan apa yang mereka inginkan seperti membeli rumah, mobil, perangkat rumah dan sebagainya. Alasan mereka, jika transaksi  dibuat secara tunai maka mereka merasa akan rugi.
Semakin banyak transaksi berdasarkan  hutang bermakna makin berkembang amalan riba, penghianatan , penyogokan , penyimpangan muamalah , penipuan, pemerasan dan korupsi , pembunuhan, makin kurang produktivitas kerja, keruntuhan rumah tangga yang meningkat dan sebagainya.
Ini karena  penyakit suka berhutang merupakan  salah satu faktor penyebab dan penyumbang kepada masalah tersebut.
Tamaknya akan  harta dan cintakan dunia telah melupakan manusia pada akhirat. Kecintaan mereka pada dunia melupakan dampak  buruk dari perbuatan tersebut. Mereka lupa pada sabda Rasulullah SAW: “Diampunkan semua dosa bagi syuhada, kecuali jika dia mempunyai hutang (kepada manusia).” (Hadis Riwayat Muslim, 6/38). Mereka lupa  Rasulullah sentiasa mohon dilepaskan dari belenggu hutang.
Dalam satu hadis diriwayatkan bahawa Baginda kerap mengajarkan kepada  umatnya  supaya berdoa dilepaskan daripada hutang: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu daripada dosa dan hutang.” Lalu baginda ditanya: “Mengapa engkau sering meminta perlindungan daripada hutang, wahai Rasulullah?” Baginda menjawab: “Jika seseorang berhutang, apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji dia mengingkari.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari, 1/214).
Tidak sedikit  juga  dewasa ini, individu yang suka berhutang atau meminjam dengan niat untuk tidak memulangkan kembali.Mereka ini lupa pada sabda nabi SAW “Barang siapa meminjam harta orang lain dengan niat ingin mengembalikannya, Allah akan mengembalikan pinjaman itu, namun siapa yang meminjamnya dengan niat ingin merugikannya, Allah akan merugikannya.” (Riwayat Al-Bukhari, 2/83).
Budaya suka meminjam berpotensi  menyebabkan seseorang individu menjadi muflis (bangkrut)  diakhirat nanti. Sekiranya mereka tidak dapat melunaskan hutang mereka didunia, mereka akan dituntut membayarnya di akhirat.
 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ.
Maksudnya:
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW, bersabda: “Tahukah kamu siapakah  orang Muflis? ” Sahabat-sahabat Baginda menjawab:  “Orang Muflis di antara kami, ya Rasulullah ialah orang yang tidak ada uang  dan tidak ada  harta benda;” Nabi SAW., bersabda: “Sebenarnya orang Muflis dari kalangan umatku ialah orang yang datang pada hari qiamat membawa pahala sholat , puasa dan zakat,  sedangkan mereka datang dengan kesalahan memaki , orang ini  banyak menuduh ,  memakan harta orang lain, menumpahkan darah, memukul orang; maka kelak akan diambil dari amal kebajikannya untuk  diberi kepada orang ini dan orang itu; kemudian kiranya telah  habis amal kebajikannya sebelum habis dibayar kesalahan-kesalahan yang ditanggungnya, maka akan diambil pula dari kesalahan-kesalahan orang yang dianiayanya dan akan  ditimpakan ke atasnya, kemudian ia dilemparkan  ke dalam Neraka.
Kesimpulan :
Islam membolehkan meminjam dan berhutang bagi mereka yang memerlukannya. Namun demikian, ia tidak boleh dijadikan sebagai cara dan wasilah untuk bermewah mewah dan bermegah-megah , atau dibuat dengan berleluasa tanpa keperluan dan  asas yang benar.
Cintakan dunia, tamak, riya’, takabbur, hasad, suka pamer dan tidak bersyukur dengan  yang ada  adalah  faktor penyumbang kepada tabiat suka berhutang yang akan membawa kepada kesengsaraan di dunia dan akhirat. Untuk mengatasi sikap suka berhutang, harus mengetahui faktor-faktor yang menjurus kepadanya dan segera  diatasi dan diperangi dengan gigih dan sabar.
Seorang yang saleh harus  merumuskan cara melawan musuh dan hasutan syaitan atau mengikut hawa nafsu. Ini adalah perenungan terkait cara-cara dari pintu manakah syaitan masuk ke dalam diri manusia terkait masalah hutang ini . Ternyata setan masuk ke dalam diri manusia melalui sepuluh pintu yaitu:
  1. Tamak dan buruk sangka. Maka aku menghadapinya dengan sifat menaruh  kepercayaan pada  apa yang ada.
  2. Cintakan kehidupan dunia dan panjang angan-angan, lalu saya menghadapinya dengan perasaan takut terhadap kedatangan maut yang bisa terjadi pada setiap waktu.
  3. Cintakan kenyamanan dan kemewahan, lantas aku menghadapinya dengan keyakinan bahwa kenikmatan itu akan hilang dan balasan buruk pasti menanti.
  4. Kagum terhadap diri sendiri (‘ujub) lantas saya menghadapinya dengan rasa terhutang budi kepada Allah dan kepada akibat yang buruk.
  5. Memandang rendah terhadap orang lain dan tidak menghormati mereka. Lalu saya menghadapinya dengan mengenali hak-hak serta menghormati mereka secara wajar.
  6. Hasad (dengki) lalu saya menghadapinya dengan sifat qana `ah dan ridha terhadap kurnia Allah SWT kepada makhlukNya.
  7. Riya’ dan sukakan pujian orang. Lalu saya menghadapinya dengan ikhlas.
  8. Bakhil , lalu saya menghadapinya dengan menyadari bahawa apa yang ada pada makhluk akan binasa dan yang kekal itu berada di sisi Allah SWT.
  9. Takabbur , lalu saya menghadapinya dengan rasa tawadhu’.
  10. Tamak , lalu saya menghadapinya dengan mempercayai ganjaran yang disediakan di sisi Allah SWT dan tidak tamak terhadap apa yang ada di sisi manusia. (Fathi Yakan, Maza yakni i’timai bi al-Islam. Lihat juga: Zulkifli Bin Mohammad al-Bakri, Integriti dalam Islam, Universiti Sains Islam Malaysia:Nilai, 2007, hlm.91-92
Oleh : Abdul Muhaimin  Mahmood
Dalam : www.eramuslim.co

Selasa, 25 Maret 2014

Amalan Agar Disegerakan Ke Baitullah



“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali ‘Imran: 97)

Berhaji dan Berumrah adalah cita-cita semua umat Islam didunia, tetapi karena keterbatasan dalam hal biaya menjadi kendala sehingga masih banyak yang belum berkesempatan untuk menunaikannya. Janganlah berputus Asa, Teruslah berdoa dan berusaha, Karena Allah Maha Kuasa terhadap apa-apa yang dikehendakinya.

Sedikit kami persembahkan Amalan-amalan yang semoga bermanfaat untuk diamalkan, selebihnya berserah diri dan berbaik sangkalah kepada Allah SWT agar kita menjadi yang terpilih sebagai tamu-Nya.  

  1. Melaksanakan Shalat fardhu tepat waktu (disertai shalat sunat qabliyah, ba’diyah). 
  1. Qiyamullail (mendirikan shalat malam), shalat witir, dan baca tasbih 100x.
  1. Shalat sunat dhuha. 
  1. Berdoa khusus setelah shalat fardhu, “Ya Allah, karuniakanlah kepada kami kesempatan untuk bisa berziarah ke tanah haramMu dan tanah haram nabiMu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” Lalu dilanjutkan dengan membaca shalawat Ibrahimiyyah, yaitu shalawat yang dibaca di Tahiyat terakhir.
  1. Bersedekah. 
  1. Membiasakan membaca QS AlWaqiah dan Ismullahil a’zham [QS. AlHasyr (59):21-24] setelah shalat subuh dan atau shalat asyar.
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (21) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)

(1) Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
(2) Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(3) Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa,   Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang
Mereka persekutukan.
(4) Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

  1. Merutinkan membaca QS Yasin seusai shalat Maghrib. 
  1. Membaca “Yaa Fattaahu Yaa Razzaaq” 11x setelah shalat fardu.
  1. Membaca “Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim” 100x sehari. 
  1. Membaca Ismullahil a’zham [QS. AlHadiid (57):1-6] setiap Jumat pagi.
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١) لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٢) هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٣) هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٤) لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ (٥) يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٦)

(1).  Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Alloh (menyatakan kebesaran Alloh). dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (2).  Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (3).  Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.(4).  Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy[1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [yaitu amal dan do'a do'a hambaNya]. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(5).  Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.(6).  Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang (malam lebih panjang) dan memasukkan siang ke dalam malam [siang lebih panjang]. dan dia Maha mengetahui segala isi hati.

  1. Beristighfar dan bershalawat minimal 100x sehari. Lebih utama dilakukan sebelum subuh hingga setelah Tahajud.
Tentunya dibarengi dengan usaha lebih giat dan meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah serta mulai menabung sesuai kemampuan…..Insya Allah tercapai hajat kita, Karena Allah Maha Kuasa dan pemberi hajat dari pintu yang tidak pernah kita duga, ...Amin 
Semoga bermanfaat !!

Kamis, 13 Maret 2014

Boleh Jadi, INDONESIA Tempat Lahirnya Kembali Era Kejayaan Islam



John L Esposito Dalam sebuah artikelnya berjudul "Islam's Southeast Asia Shift, a success that Could Lead Renewal in the Muslim World" yang dimuat Asiaweek edisi 4 April 1997, pakar Islam dari  Georgetown University ini menyebut perkembangan Islam di Asia Tenggara pada masa kini sangatlah menjanjikan. Ketika mayoritas orang Islam di dunia banyak mengidentikkan Islam dengan Arab.

Pilihan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam di masa depan bisa jadi didasarkan pada kelebihan-kelebihan Indonesia yang tak dimiliki negara-negara Muslim lainnya: jumlah penganut Islam terbesar, wilayah yang sangat luas, alam yang kaya dan budaya yang terbuka hingga menjadikannya sebagai negara ketiga paling demokratis di dunia saat ini. Dibandingkan negara-negara Muslim lainnya, Indonesia pun selalu menjadi yang terdepan dalam merespon tuntutan modernisasi politik.

Situasi tersebut menjadikan Indonesia menjadi tempat yang ideal bagi lahirnya berbagai pemikiran Islam. Sebuah produktifitas intelektual yang saat ini tidak begitu bisa dilakukan oleh negara-negara Muslim Timur Tengah (tempat kelahiran Islam) karena mereka tengah sibuk menghadapi gelombang konflik yang berkepanjangan, baik dengan faksi-faksi dalam Islam sendiri maupun dengan negara-negara lain.

Labels Ref : islamindonesia.co.id
Resensi Buku : Fajar Baru Islam Indonesia ?

TUJUH Sunnah Rasulullah yang Perlu Diamalkan




Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun,” (HR Ibnu Majah: 209).

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan kebanyakan orang. Oleh karena itu, Imam Ibnu Majah mencantumkan hadits ini dalam kitab “Sunan Ibnu Majah” pada Bab: “(Keutamaan) orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia)”.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”.
Nah, apa saja sunnah harian Rasulullah itu?

Pertama: Shalat tahajjud, Semua rasul, Nabi, kekasih Allah (auliya”) dan para ulama salaf tidak meninggalkan shalat tahajud. Ini merupakan ciri orang saleh dan ikhlas. Dalam rangkai sahabat Ali Bin Thalib menyatakan bahwa, salah satu dari obatnya hati adalah shalat malam dan tahajud. Dan Allah S.W.T berfirman : “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah mudahan Tuhan Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji,” ( Al-Israa’:79)

Kedua: Membaca Al-Quran dengan Terjemahannya, Al-Quran merupakan petunjuk dan sumber mata kehidupan. Al Qur’an merupakan pedoman muslim untuk hidup dan menjalani kehidupan. Maka membaca atau tadarus Al-Quran itu penting sekali, kita tdk hanya disuruh membaca, tetapi juga memahami dan menghayati artinya serta dilanjutkan dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. 

Ketiga: Memakmurkan masjid/shalat subuh di mesjid. Masjid adalah rumah nya Allah. Mesjid adalah sebuah tempat suci bagi orang-orang yang senantiasa mensucikan dirinya secara lahir maupun batin. Masjid merupakan tempat untuk menggembleng pengalaman-pengalaman ruhani/spiritual, mengokokohkan iman dan tauhid. Masjid juga sebagai tempat tinggal landas bagi mi’rajnya orang-orang beriman. Dalam artian ini, masjid sebagai tempat menginternalisasikan nilai-nilai Ilahiyah ke dalam dirinya sebagai modal utama dalam kehidupan, baik secara individu, dalam lingkup rumah tangga, masyarkat dan bangsa bahkan dalam lingkup dunia global.

Keempat: Shalat Dhuha, Salah satu rahasia Shalat dhuha adalah karena Shalat Dhuha adalah sedekah. Shalat dhuha adalah ibadah sunnah yang senantiasa dilakukan Rasullah Saw.

Setiap amal ibadah yang diperintahkan ataupun dianjurkan Allah dan Rasul- Nya pasti ada rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Memang kadang kemampuan akal kita tak dapat menjangkau/memahaminya. Tapi yang pasti semuanya itu adalah demi kemasalahatan dan kemanfaatan kita, manusia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. [HR. Bukhari dan Muslim].
Orang-orang salafush-shaleh pernah bilang “jika kalian menginginkan kebahagiaan di dunia dan akherat kelak, maka lakukan shalat dhuha”

Kelima: Bersedekah. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Seorang sudah bisa disebut mukmin yang sebenarnya, jika sudah bersedekah. Carilah rizki dengan sedekah. Demikian juga bertaubatlah dengan bersedekah, jika kita sakit juga hendaknya bersedekah. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan dan memerintahkan akan hal ini. bersedekah merupakan tolok ukur dan ciri dari orang-orang yang beriman, shaleh dan bertakwa.

Keenam: Menjaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Nabi saw, senantiasa dalam keadaan wudhu, baik dalam waktu dan keadaan apapun.  Jangan tinggalkan wudhu. Kalau batal, berwudhulah kembali. Hal itu merupakan kebutuhan kita sendiri dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Kalau kita selalu berwudhu insya Allah akan selamat dari ikatan dan kegenitan dunia dan terjaga dari hal-hal yang kotor (kotoran yang bersifat maupun ruhani). Selanjutnya kita terjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan dari perbuatan-perbuatan dosa dan tercela. Karena wudhu merupakan proses pembersihan badan kita secara silmutan dilanjutkan dalam rangka untuk pembersihan fitrah dan hati atau rohani kita
Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.

Ketujuh: Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. istighfar setiap saat dan dalam segala aktivitas apapun diperintahkan beristiqfar. Ketika kita mau tidur, mau makan dalam melakukan suatu pekerjaan, di jalan, di mobil dan di manapun hendaknya selalu dalam keadaan beristiqfar. Orang yang kuat istiqfarnya, maka insting dan kecenderungan rahmatnya (berguna dan bisa membahagiakan orang lain atau bahkan makhluk lain) sangat kuat sekali. Ia pun juga menjadi penuh dengan keutamaan-utamaan, doanya mustajab dan firasatnya tajam (mampu berpikir positif dan menerawang ke depan/berpikir visioner).
Bila kita mampu menjaga dan melakukan “tujuh sunnah Rasullullah saw”. Ini, maka Insya Allah akan muncul pada dirinya sifat-sifat terpuji. Bicaranya dakwah, diamnya zikir, nafasnya tasbih, matanya memancar cahaya rahmat.

Labels Ref : Islampos.com

Selasa, 11 Maret 2014

Ingatlah, Kita Hanyalah MUSAFIR

"Rasulullah Saw memegang pundak Ibnu Umar, lalu bersabda, "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara." lalu Ibnu Umar berkata, "Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore. Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum engkau mati." (HR. Bukhari).

Sesungguhnya kita ini "musafir". Kita ini "pengembara". Seorang musafir tentu sedang dalam perjalanan menuju tujuan akhir yang masih jauh. Jika saat ini kita berada di suatu tempat, maka kita hanyalah mampir di tempat itu untuk sementara, dan setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang sebenarnya.

Demikianlah kehidupan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Tujuan akhir kita adalah "AKHIRAT". Disanalah kehidupan yang sebenarnya. Disanalah kebahagiaan yang sebenarnya, sebagaimana juga penderitaan yang sebenarnya. Disanalah kehidupan yang kekal.

"Tetapi kamu orang-orang kafir memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'la :16-17).

Sebelumnya juga kita tidak ada di dunia ini. Allah SWT menciptakan kita, lalu menempatkan kita di dunia ini. Karena perjalanan kita masih panjang, maka pasti kita pasti meninggalkan dunia ini, melanjutkan perjalanan ke tempat (alam) berikutnya, yaitu alam kubur atau alam barzah, lalu terus lagi ke tempat (alam) berikutnya yaitu akhirat. Inilah kebenaran dan kepastian dari Allah tentang perjalanan hidup kita. Kita telah melewati alam yang lalu (alam Ruh dalam 'alam rahim'), kita sedang di sini, di alam dunia, akan menuju ke alam yang akan datang, Akhirat.

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu kembali." (QS. Albaqarah : 28).

Sayangnya, banyak orang bersikap seolah-olah dunia ini tujuan akhir. Seolah-olah mereka akan abadi di dunia. Atau, kalaupun mati nanti, maka semuanya akan berakhir begitu saja, tidak ada pertanggungjawaban atas perbuatan, tidak ada balasan atas kebaikan dan keburukan. Bahagia dan menderita hanyalah di dunia. Sungguh keliru anggapan itu. Kita dan juga mereka, hanyalah musafir. Hanyalah pengembara......

Kalau demikian kenyataannya, lalu mengapa kita harus menghalalkan segala cara untuk mencari dunia, mengumpul harta dan kekuasaan, yang pada akhirnya hanya kita nikmati dalam waktu singkat, tetapi membawa akibat dosa untuk kehidupan yang kekal. Kita boleh kaya dan berkuasa, tapi dengan cara yang halal, bukannya dengan menghalakan segala cara meskipun haram. Lalu bersiaplah untuk menghadapi pemeriksaan Allah atas harta dan kekuasaan itu.

Kalau demikian kenyataannya, lalu mengapa kita harus bersedih karena hidup sederhana, hanya menjadi rakyat biasa, hanya menjadi orang kecil, padahal itu akan membuat kita ringan dalam pemeriksaan Allah atas kepemilikan kita di dunia. Dan bukankah dengan hidup sederhana, berarti banyak kesempatan bisa digunakan untuk beribadah kepada Allah ?.

Ingatlah kita hanya musafir. Jangan lupa bahwa seorang musafir harus mempersiapkan bekal yang cukup, agar tidak menyulitkan dirinya di dalam perjalanan selanjutnya. Ketahuilah bahwa sebaik-baik bekal adalah TAKWA.-

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr : 18).

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ

"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Ber-bekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah: 197) 


Referensi : 
Mereguk Air Kebahagiaan dari Telaga Rasulullah
by. M. Rusli Amin